Friday, December 16, 2011

PENDIDIKAN IBU PERTIWI


Kemajuan sebuah bangsa bertitik tolak dari kemauan sebuah bangsa tersebut untuk selalu menjadikan setiap jengkal penduduk dari daerah teritorialnya untuk selalu mau menimba ilmu pengetahuan. Pendidikan itu sangat penting, saya mengutip sebuah perkataan konfisuis ajaran yang dianut di jepang, korea dan tanah kelahirannya cina.
jika ingin kemakmuran 1 tahun, tumbuhkanlah benih.
Jika ingin kemakmuran 10 tahun, tumbuhkanlah pohon.
Jika ingin kemakmuran 100 tahun, tumbuhkanlah (didiklah) manusia”
Selain perkataan konfusius itu saya juga mengutip Yukichi Fukuzawa dalam bukunya yang sangat populer Gakumen No Sasume” yang kalau diartikan dalam bahasa kita adalah “dukungan dan pembelajaran”. Pernyataan yang paling tajam untuk mencerdasakan sebuah bangsa yakni;
Tuhan tidak menciptakan manusia yang satu lebih rendah atau lebih tinggi dari yang lainnya
Semua manusia diciptakan pasti sama
Yang membedakan nantinya antara yang pintar dan yang bodoh..
Pada hakikatnya semata-mata adalah pendidikan.”
Hanya orang-orang belajarlah yang dengan sebaik-baiknya, sehingga ia memiliki pengetahuan yang hebat, yang akan menjadikannya mulia dan sejahtera, sedangkan sebaliknya akan menjadi lemah dan serba berkekurangan.
Indonesia, bangunlah jiwanya, bangunlah badannya (lirik Indonesia Raya). Untuk membangun jiwanya, manusia indonesia harus dididik, begitu pun sebaliknya untuk membangun badannya supaya kokoh dan tidak mudah digoyang oleh negara lain, juga dengan pendidikan. Saya menginginkan indonesia yang Berdikari (berdiri diatas kaki sendiri) dalam pendidikan. Untuk mengembangkan misi tersebut negara harus secara konstituen dan rill dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam UUD 1945 negara diamanahkan untuk mengalokasikan 20 % dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN), namun demikian sampai saat ini belum sepenuhnya terwujud. Saya sangat menyesalkan Ikalan BOS (Bantuan Operasioanal Sekolah), sekolah Gratis yang diperankan oleh Cut Mini yang mengatakan sekolah gratis. Namun kenyataannya masih banyak pungutan-pungutan disekolah. Telah terjadi sebuah pembohongan publik. Ketika saya membaca sebuah buku yang berjudul Carcking Zone (bagaimana memetakan perubahan di Abad 21 dan keluar dari perangkap Comfort zone) karya Rhenald Kasali, juga mengatakan Iklan tersebut adalah Kontroversial. Iklan ini dibuat ketika mau akan Pilpres 2009, sehingga identik dengan keperluan politik. Iklan tersebut ditayangkan secara luas hampir di semua stasiun televisi. Hampir setiap hari menjelang Pilpres ditayangkan, kalau mau buat iklan kenapa tidak di tahun 2007, atau 2008, kenapa waktunya ketika mau Pilpres?. Saya melihat ini tidak etis karena dibiayai oleh uang rakyat yang notabene dipakai untuk kepentingan sempit (promosi), padahal uang sebesar jumlah yang dipakai pada kampanye ini dapat dipakai untuk meperbaiki gedung-gedung sekolah yang banyak roboh, fasilitas sekolah atau pendapatan guru. Sekali lagi saya tegaskan pendidikan harus dipisahkan dari kepentingan politik penguasa. “dari awal diajarakan bohong, hasilnya menjadi manusia bohongan/ASPAL (Asli tapi Palsu).
Kembali kepada inti tulisan ini setelah direcoki oleh persoalan diatas. Saya menginginkan mobilisasi orang-orang untuk mengejar pendidikan. Ini sangat penting sekali, melihat jepang negara yang terbelakang dan terisolasi. Akan tetapi didalam keterisolasian tersebut, jepang yang dipegang oleh Klan Tokugawa mampu menyiapkan rakyatnya dengan pendidikan jika sewaktu-waktu jepang akan bertemu dengan bangsa lain. Ternyata prediksi itu benar, tidak berapa lama dimasa tokugawa, datanglah Komonder Penny, dengan tujuan perdagangan “padahal waktu itu dia datang dengan beberapa kapal perang yang moncongnya telah diarahkan ke jepang, tetapi rakyat jepang tidak mengetahui, ini gunannya sewaktu-waktu kalau jepang tidak mau untuk membuka diri dan melakukan perlawan dan ternyata itu tidak terjadi”. Dia datang dalam misi perdagangan dan jepang pun membuka diri ke dunia internasional dan tidak terisolasi lagi. Namun demikian, apa yang telah disiapkan oleh jepang waktu itu. Menjelang akhir Tokugawa, secara umum kemampuan baca tulis masayarakat sangat luar biasa sekali pada zaman itu. Untuk wanita mencapai 30%, kalau prianya saja bahkan mencapai 50 % (lihat A History Of Japan, Mason Caiger). Jumlah yang sangat tinggi bagi sebuah bangsa yang tadinya dianggap terbelakang. Padahal waktu itu, Inggris saja pada masa itu jumlah masyarakatnya yang bisa baca tulis paling cuma 20-25 % (Mason Caiger).
Menyimak hal diatas, Negara ini perlu pemetaan yang jelas, terutama bagaimana terus meminimalkan buta aksara (tidak bisa baca tulis) bagi seluruh rakyatnya. Selanjutnya pengakomodiran tenaga ahli pendidik kita terus ditingkatkan dan bagi yang diluar negeri diharuskan pulang “harga mati” (ini juga keberhasian jepang memobilisir tenaga pendidiknya diluar negeri untuk pulang). Masalah selama ini ahli kita kalau sudah keluar negeri malas untuk pulang lagi. Enak diluar negeri saja, padahal mereka disekolahkan kesana pakai uang negara/rakyat (tolong dirasakan berapa uang yang seharusnya bisa dialokasikan kepada masyarakat dialihkan kepada saudara-saudara yang saya sebut dalam tanda kutip). Langkah seterusnya adalah juga disinkronisasikan dengan pembangunan industri. Tenaga-tenaga tadi dipetakan dengan kemampuannya masing-masing. Bagi yang ahli/ilmuwan silahkan masuk untuk membangun industri, bagi yang pengajar silahkan mengajar di sekolah dan perguruan tinggi, bagi yang mempunyai kemampuan memimpin/leadhership pemerintahan silahkan kelola pemerintahan dengan baik. Langkah-langkah pembangunan pendidikan diatas saya terinspirasi dari perlunya sebuah pemetaan menurut Dr. Edward Deming (dari ahli amerika yang terbuang sampai menciptakan jepang yang produktif).
Untuk masalah pengembangan ilmu pengetahuan (LIPI) harus bisa seperti Project Paperclip (saya mengambil operasi intelijen dan militer amerika yang membawa para ilmuwan top jerman pasca perang dunia II, terutama yang menguasi ilmu pengetahuan dan teknologi Roket). Diantaranya yang paling terkenal adalah Wherner Von Braun. Ilmuwan jerman yang tadinya memimpin proyek Super rahasia Nazi, Roket V-1, dan V-2. Untuk diketahui Von Braun adalah penemu/pembuat mesin APPOLO yang mengantarkan manusia kebulan dan dia akhirnya menjadi direktur NASA sebuah prestasi yang tidak pernah dibayangkan olehnya sebelumnya (Majalah Angkasa Edisi Koleksi “ Covert Operations” delapan operasi terselubung).
Dari dulu sampai sekarang kita hanya menganal satu nama BJ. Habibie (kecil tapi otak semua). Sekarang era selanjutnya masih meraba-raba, walaupun Habibie telah menciptakan dan mengumpulkan anak didiknya di IPTN Bandung, tetapi karena ganti kebijakan pemerintahnya, hasilnya IPTN mulai tidak banyak lagi berproduksi dan tenaga terdidik pun sudah banyak yang terbang keluar negeri, keluar dari wilayah Ibu pertiwi ini. Mereka harus dipanggil pulang semua, dibiayai oleh negara, dikumpulkan dalam sebuah tempat pengembangan seperti operasi paperclipnya amerika yang ini versi indonesianis.
Nantinya sabagai salah satu putra bangsa, saya dapat melihat putra-putri bangsa indonesia seperti Konoukhe Matshusita (Panasonic) Akio Morita (SONY), Bill Gates (microsoft), Von Broun (penemu Roket appolo), bahkan seperti sang genius Einsten (penemu teori relativisme, E=mc² rumus kecepatan cahaya cikal bakal rujukan membuat Bom Atom. Walaupun dia menyesal telah menemukan rumus tersebut yang menghasilkan sebuah bencana yakni senjata pembunuh masal).
IBU KAMI TETAP CINTA , PUTRAMU YANG SETIA (IBU PERTIWI). MARI BERDIKARI DALAM PENDIDIKAN.

Fahrezi, S.IP (Yogyakarta, 17 Desember 2011)

No comments:

Post a Comment