Wednesday, January 25, 2012

KETIKA PERSATUAN BANGSA MULAI DIPERTANYAKAN



“nanging hana pamintaku uripana sahaning ratu kabeh”
-          Empu tantular, Sutasoma

Bung karno sangat menyukai pewayangan  kakawin sutasoma ini. Bung karno berujar “ saya sangat terkesan dengan ucapan sutasoma”. Lalu bung karno melafalkan kembali ungkapan bahasa jawa seperti yang tertera diatas “nanging hana pamintaku uripana sahaning ratu kabeh” (tetapi permohonanku, hidupkanlah raj-raja itu semua). Itulah ucapan sutasoma kepada raksasa Porusada. Sambil menyerahkan dirinya sebagai santapan Kla, asal seratus raja yang disandranya dilepaskan/dibebaskan oleh raksasa tersebut (Bambang Noorsena, “bhineka tunggal ika dan passing over spritualitas Bung Karno”. 2001)
Apa pelajaran   berharga yang dapat kita ambil dari kutipan diatas. Tanpoa kita sadari berapa besar pelajaran berharga tersebut menghentak kesadaran kita sebagai bangsa. Betapa besar pengorbanan Bung Karno kepada bangsanya yang di ilhami oleh ucapan Sutasoma yang rela mengorbankan dirinya sendiri demi kesejahteraan bangsanya.  Sebab, ternyata akhirnya jalan yang samalah yang ditempuh oleh bung karno demi menyelamatkan bangsa ini dari perang saudara pasca G 30 S /PKI. Dialah yang mengobarkan dirinya agar Indonesia ini tetap hidup dari generasi ke genarasi.
Kini ungkapan Bhineka Tunggal Ika yang tercantum di lambang negara mengandung makna kebangsaan yang lebih kompleks. Namun makna semua ungkapan ini penting kita kedepankan kembali, justru karena secara khusus dikaitkan dengan religiotas Bung Karno. Kisah sutasoma telah mengilhami Bung Karno untuk lebih menenggelamkan dirinya sendiri demi keutuhan bangsa dan Negara yang sangat dicintainya.
Kita membutuhkan persatuan tanpa mengkotak-kotakan budaya, kita bersatu karena pluralitas tersebut. Sentralisasi kebudayaan seperti masa Orde baru akan mengikis Bhineka tunggal ika itu sendiri, kita tidak perlu menjadi Tunggal Ika (yang mementingkan kepentingan sendiri) tetapi bagaimana kita mencapai sebuah kepntingan Bhineka (Pluralitas). Sentraliasi dimasa lalu telah menenggelamkan bangsa ini, muncul Aceh merdekam, Muncul Riau Merdeka, Papua merdeka, ini disebabkan oleh srentraliasi yang dilakukan pemerintah dimasa lalu khususnya Orde baru. Padahal Aceh menurut sejarawan Antony Reid yang pernah saya baca, adalah masyarakat yang terbuka dan rtamah bagi setiap tamu, aceh jauh sebelum Indonesia merdeka  sudah melakukan kontak perdagangan dengan Arab, Negara Eropa, China, dsb. Oleh karena itu ada yang mengatakan nama Aceh itu berasal dari Arab, China, Eropa dan Hindia (ACEH). Seluruh budaya di indoensia ini ramah kenapa harus disentralisasikan menjadi satu budaya yang menonjol maaf disebut dimasa orde baru adalah Jawa. ini lah penyebab Kebhinekaan kita mulai digerogoti.  Negara  atau nasion yang  menurut Beneddict Anderson didefenisikan sebagai komunitas politik berbayang (an Imagined political community) harus bisa menjamin keharmonisan bangsanya. Karena ini salah satu modal penggerak bangsa itu sendiri. Sehingga kita bisa menjadi:
“Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa”
(walaupun berbeda, sesungguhnya kita satu, tiada satu kewajiban pun untuk mendua)
Bagaimana, apakah anda siap untuk bersedia tenggelam demi keutuhan bangsa seperti bung karno. Berkata dengan data, bertindak dengan rencana, selamat datang persatuan.

                                    Fahrezi, S.IP (Mahasiswa S2 Politik dan pemerintahan Pascasarjana UGM)
Yogyakarta, 25 Januari 2012

No comments:

Post a Comment