Oleh : Fahrezi, S.IP, MA
Analisis saya, bukan sebagai timses
jokowi, bukan membuli, namun dilihat dari khazanah akademis..
Mengapa PKS tetap ngotot dan
masih bersama prabowo, meski beberapa partai koalisinya mulai meloyo dan
mendekat ke kubu pemenang jokowi-jk???
Dalam spektrum ideologi
berkoalisi ada beberapa cara berkoalisi (8 cara menurut LIEVEN DE WINTER and
PATRICK DUMONT). Dalam hal ini saya khusus membahas dengan cara “Minimal Connected Winning Coalition”, dalam artian koalisi yang dibangun
didasarkan kepada jarak ideologi dan platform partai,,semakin dekat jarak
ideologi satu partai dengan partai lainnya,,maka dia dimungkinkan untuk
berkoalisi dengan langgeng, kebanyakan koalisi di Eropa didasarkan kepada ini... beberapa contoh kasus perubahan
spektrum ideologi partai berkoalisi di indonesia, bisa dilihat pada karya
Marcus Mietzner dalam Comparing Indonesia’s
Party Systems of The 1950s and the post-soeharto era: from centrifugal to
centripetal inter-party competition, bisa disearch di google, tulisan ini
juga yang mengungkap maraknya ideologi partai nasionalis relegious pasca
soeharto.
Sekarang kita masuk kepada kasus
mengenai kengototan PKS.
Mengapa PKS tetap ngotot,,pertama,
PKS kemungkinan besar tidak akan diterima oleh kubu partai koalisi Jokowi-JK
dibanding dengan PPP dan Golkar, atau PAN sekalipun... PPP, Golkar, dan secara
platform partai dan ideologi yang digunakan adalah Nasionalis Relegius, sedangkan
jarak ideologi dan platform partai PDI, Nasdem, Hanura, PKB,PKPI dengan PKS
sangat jauh,,ibarat dua kutub yang bertolak belakang,, selain
itu,dimungkinkannya PPP bergabung dengan kubu jokowi-jk adalah romantisme masa
lalu,,partai ini bersama dengan PDI adalah Opposing Soeharto,,kedua partai ini
adalah motor perlawanan terhadap soeharto dimasa lalu..disamping itu, partai ini
pernah menjadi duet Mega-Hamzah Haz. Sedangkan Partai Golkar, adalah partai
yang selalu hidup dalam penguasa,,Golkar belum pernah berada diluar pemerintah.
Meski dimasa Orde Baru berseberangan, namun golkar sekarang adalah Golkar baru,
jika kita mengutip perkataan Akbar Tanjung ditahun 1999. Mengapa Golkar
Baru,,jika dimasa Orde baru, Golkar tidak pernah menyebut dirinya adalah
Partai,,melainkan golongan Karya,,maka ketika Soeharto jatuh, tampuk
kepemimpinan Golkar dari Harmoko ke Akbar Tandjung, Akbar menyebutnya dengan
Partai Golkar, (istilah Partai Golkar Cuma ada di zaman Reformasi). Romantisme
apa partai Golkar dengan Kubu Jokowi-JK, yang utama tentu adanya kader Golkar,
yakni Jusuf Kalla, disamping itu Golkar
juga pernah menaikan Megawati, ketika Gus Dur dilengserkan. Dan Golkar bersama
PPP juga menjadi bagian dari pemerintahan Mega-Hamzah Haz.
Kedua, kengototan PKS untuk terus
dibanding beberapa partai koalisi di Kubu Prabowo adalah Jatah Menteri...
mengapa posisi menteri begitu penting bagi PKS?? Arena elektoral yang mahal
menyebabkan partai-partai bersikap catch all ketika pemilihan, dan kartel pasca
pemilihan untuk persiapan pemilu berikutnya..pembiayan bagi partai politik
begitu sangat penting dalam era globalisasi,,media politik seperti televisi dan
koran/majalah menjadi begitu mahal dan menggiurkan untuk mempromosikan brand
politik sebuah partai. Oleh karena itu, partai membutuhkan pembiayaan.
Dibanding partai politik yang lain PKS dinilai tidak memiliki media elektronik
terutama televisi, meski di media portal banyak yang dibuat oleh PKS, seperti
VOA-Islam, atau PKS Piyungan. Namun dalam hal portal Cuma menjangkau kalangan
tertentu saja. Sedangkan pertelevisian menjangkau segala kalayak masyarakat.
sehingga opini sering di tumbuhkan oleh media televisi tertentu yang
berafiliasi dengan partai politik untuk merubah opini masyarakat.
Kasus LHI adalah contoh nyata,
dimana kasus terjadi dikementrian yang dipegang kader dari PKS. Hampir seluruh
nama-nama yang disebutkan dalam persidangan, ada kaitan dengan PKS. Jika kita
merunut apa yang ditulis oleh Burhanuddin Muhtadi dalam “Dilema PKS”. Menyatakan
didalam tubuh PKS ada dua faksi. Faksi pertama adalah yang menginginkan kita
harus memperkuat ideologi kita, jalan perjuangan kita, platform partai kita.
Sedangkan faksi yang lainnya adalah faksi yang berorientasi kepada elektoralisme,
bagaimana kita memenangkan pemilihan, yang termasuk kedalam faksi ini
seperti Luthfi Hasan Ishak sang
pesakitan KPK.
Dalam arena elektoral sekrang,
karena keterbatasan pembiayaan, dan menggunakan kementrianya sebagai sapi
perahan yang memunculkan kasus impor sapi, PKS dalam pemilu 2014 dikategorikan
gagal, jika dibandingkan dengan pemilu 2004 dan 2009, karena PKS Cuma dipilih
oleh kader/loyalisnya, dan tidak mampu menggaet massa diluar loyalisnya.
Ketiga, PKS adalah anggota
koalisi yang selalu menendang dari dalam/kadang sulit dikontrol anggota koalisi
yang lain. Koalisi setgab adalah contohnya berkumpulnya spektrum ideologi yang
berseberangan, koalisi yang dibangun sangat fragmatis, cair dan rapuh, sehingga
penuh dengan turbulensi (goncangan). PKS adalah partai yang selalu tidak
sejalan dengan anggota koalisi yang lain. Dengan partai Golkar, PKS pernah
berseteru, karena Golkar mendapatkan jatah 4 menteri dikabinet SBY-Boediono,
sedangkan PKS hanya 3 menteri, padahal Golkar
tidak ikut bersama-sama memenangkan SBY-Boediono, karena Golkar mengusung
JK-Wiranto pada pilpres 2009, Sehingga PKS menyebut Golkar “Partai yang tidak berkeringat”.
Saya menyarankan PKS, diluar
pemerintahan saja dalam periode sekarang...dan kadernya kembali banyak-banyak menonton
film Sang Murobbi, jika Ustad.... yang ada di film Sang Murobbi itu masih
hidup, tentu beliau akan marah besar dengan kelakuan para elit PKS
sekarang...Elitnya mewah-mewah, kadernya menderita..
Kesimpulannya: Jatah menteri, dan
pembiayaan partai politik menghadapi elektoral, merupakan hal dibalik
kengototan PKS dalam terus berupaya memenangkan Prabowo-Hatta pasca Keputusan
KPU.
Jika ada yang marah,,,ini adalah sebuah analisis
berdasarkan landasan teoritis bukan gosip atau boongan.
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
ReplyDeleteTshirt Dakwah Quote
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Punya Pasangan Sempurna Nggak Indah Kelihatannya